Deskripsi Buku Bertumbuh
Judul buku : Bertumbuh
Penulis : Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, Novie Ocktaviane Mufti
Penerbit : CV IDS
Tahun : 2019
Jumlah : 297 halaman
Review Buku Bertumbuh
Bertumbuh, buku yang menceritakan tulisan untuk orang-orang yang sedang bertumbuh dewasa. Cocok untuk anak kuliahan dan yang sedang meniti karir. Sekitar umur 20-30 atau yang disebutnya masa quarter life crisis. Krisis hidup di usia seperempat ini di tulis oleh 5 orang dan ditulis secara random. Kadang penulis satria kadang dari mutia dll.
Buku ini dibagi menjadi 5 bagian yang merupakan ciri-ciri orang bertumbuh. Dan kemudian dari tiap bagian itu terdapat kurang lebih sekitar 40an sub judul. Terkadang ada cerita yang hanya beberapa paragraph, dan yang paling panjang ada yang sekitar 3 lembar.
Berikut ini 5 bagian dari buku bertumbuh serta kutipan tulisan favorit aku.
1. Bangun Pagi
Memiliki cita-cita yang ingin dicapai setiap hari
- 168 Hours and All the Money in the World
- What is the most success people do before breakfast
- Jiro Dreams of Sushi film dokumenter
- Bayar semuanya dengan perjuangan dan kita akan tahu pasti : jita akan berdiri sebagai pemenangn.
– hal : 19 –
- Saat-saat untuk bertumbuh yang paling tepat adalah hari ini. Saat-saat untuk menemukan factor tambah, factor kali dan factor pangkat dalam hidup adalah sekarang.
Apakah factor tambah itu? Jika kita bisa membuat perubahan dan bertumbuh dengan cepat.
Apakah factor kali itu? Jika kita memiliki jiwa kepemimpinan, jika kita bisa membawa orang-orang di sekitar kita menuju kepada kebaikan.
Apakah factor pangkat itu? Jika kita adalah orang yang baik dan menurut.
Jika semua itu dilakukan karena Allah semata maka tangan-tangan Allah lah yang akan menolong kita.
- Hal 21 –
- Cara memulai menulis itu ya gak ada lagi selain menulis itu sendiri. Selanjutnya, konsistensi dalam menambah kuantitas tulisan. Tulis dulu yang banyak, lama-lama semakin banyak. Soal kualitas itu belakangan; lama-lama nulisnya lancar, lama-lama diksinya bagus, lama-lama terbiasa menulis dan bercerita, lama-lama bukunya ada. Akhirnya, lama-lama ketagihan deh meyebarkan kebaikan dan mengabarakan kebenaran lewat tulisan.
– hal : 30 –
2. Fokus pada tujuan hidup
Bukan pada “apa” dan “yang mana jalannya” melainkan “bagaimana menjalaninya”
- Tiap kali jatuh dan ingin berhenti, saya selalu berusaha meyakinkan diri : saya sedang berada di jalan yang benar. Karena saya tahu, ada masanya Rasulullah dilempari batu hingga giginya tanggal dan gusinya berdarah. Karena saya tahu, ada masanya Edison dikeluarkan dari sekolah karena dianggap bodoh dan tidak bisa belajar dengan normal. Karena saya tahu ada masanya Muhammad Ali direndahkan, Gandhi dimusuhi dan Eistein dianggap gila. Karena saya akhirnya paham, semua jalan yang benar itu sulit. Tapi layak untuk diperjuangkan –hal : 80-
3. Tidak iri dengan pertumbuhan hidup orang lain
Ikut senang dan bahagia jika ada orang lain yang meraih keberhasilan. Dan justru terinspirasi untuk menjadi versi dirinya yang lebih baik.
- Kita menjadikan cita-cita orang lain menjadi cita-cita kita tanpa menyadari bahwa kapasitas kita berbeda.
–Hal : 120-
- Janganlah kita menjadi seseorang yang harga dirinya ditentukan oleh permintaan maaf dari orang lain. Nilai diri kita tidak diukur dengan itu, tetapi dengan seberapa banyak kita bermanfaat bagi orang lain, seberapa sering dan tulus kita memaafkan.
– hal : 128 –
- Sering kali kita merasa bahwa kita berada bukan pada lingkungan yang cukup baik. AH Negara ini terlalu kacau. Kota ini terlalu berantakan. Sekolah ini terlalu payah. Perusahaan ini terlalu menuntut. Keluarga ini terlalu kuno. Masyarakat ini terlalu bodoh. Begitu pikir kita tanpa sengaja.
- Hal 129-
- Tugas kita di dunia ini tidaklah mencari, menemukan, mendapatkan atau memiliki yang terbaik. Tugas kita di dunia ini adalah saling menolong dalam kebaikan, berlomba-lomba dalam kebaikan. Maka, jadikan setiap tantangan sebagai lading pahala.
- Hal 129-
-
4. Banyak bersedekah
Menyadari bahwa apa yang dimilikinya, entah harta, waktu dan energi bukanlah miliknya sendiri.
- satu pertanyaan di hari akhir kelak adalah ke mana harta kita pergi, bagaimana harta kita digunakan. Idealnya kita memilih yang baik, yang lebih bermanfaat. … Sering-seringlah melihat ke bawah. Sering-seringlah bersyukur. Kalau terbiasa memikirkan orang lain, rasanya tak sampai hati untuk berlebih-lebihan meski kita mampu untuk itu. … yang boros saudaranya setan. –hal 195-
- buat apa sih sedekah jauh-jauh ke Syiria? Tuh orang miskin juga banyak di Papua.
Kebaikan setiap orang itu berbeda-beda karena kita hadir dengan peran yang berbeda-beda pula. Maka jangan pernah sibuk membandingkan satu dengan yang lainnya. Sibuk lah mencari kebaikan apa yang bisa kita lakukan. Hal 196
- dalam setiap aktivitas kita sehari-hari, selalu ada peluang pahala di dalamnya jika kita mau memanfaatkannya. Caranya, kebaikan haruslah diniatkan. Saat berbelanja. Niatkan untuk sedekah. Saat keluar rumah dengan wajah cerah niatkan untuk sedekah. Seat pergi belajar atau bekerja, niatkan untuk sedekah. Kalau kita selalu punya niat untuk sedekah atau beribadah akan berbeda sekali cara kita menyikapi sesuatu, cara kita melakukan sesuatu, cara kita memperlakukan sesuatu atau seseorang. Hal : 203
- semakin sering dilatih oto kebaikan akan semakin ingat untuk melakukan kebaikan dan akan semakin otomatis bekerja. Hal : 211
-kebiasaan baik itu menggejala -222
5. Semakin bertambah keimanan, ketakwaan dan rasa syukur.
Semakin mengenal dirinya, untuk apa dia diciptakan dan kemana dia akan pulang.
-semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan untuk kita dalam memperjuangkan dan menjemput yang terbaik. Semoga Allah memberikan keikhlasan, kesabaran dan ras syukur untuk kita dalam menerima yang terbaik. Hal : 247
Pendapatku tentang Buku Bertumbuh
Salah satu buku yang lama selesai aku baca. Entah kenapa ya bisa males banget bacanya padahal isinya luar biasa banyak maknanya. Mungkin karena prioritas udah mulai banyak berubah. Aku gak lagi menargetkan banyak baca buku, cukup buku yang penting dan lebih banyak pengen yang bisa langsung praktek.
Padahal buku ini tuh saking pengen selesainya aku bawa ke rumah sakit, ke kantor, dan kemanapun tapi ya susah sekali selesainya. Mungkin juga karena buku ini isinya cerita yang pendek. Jadi setelah selesai cerita satu sambung cerita baru berikutnya itu membuat aku gak merasa penasaran dengan cerita selanjutnya. Dan juga tulisannya lumayan banyak rapat kayak novel.
Posting Komentar
Posting Komentar