*Foto By Google
Judul : Good Bye Things, hidup minimalis ala orang jepang
penulis : fumio sasaki
Jumlah Halaman : 280
Tanggal Terbit : 19 Nov 2018
ISBN : 986020398402
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Berat : 0.2 kg
Lebar : 13.5 cm
Panjang : 20 cm
Harga : Rp. 89.500
Pada awal halaman kita akan diperlihatkan dengan gambar-gambar kehidupan minimalis dari si penulis seperti ruang apartemen, jumlah pakaiannya dan barang-barang yang dia miliki. Ada juga beberapa orang jepang lainnya dengan berbagai macam latar belakang, ada seorang petualang minimalis, keluarga minimalis dsb.
Seperti judulnya buku ini membahas mengenai gaya hidup menjadi lebih minimalis alias sederhana dengan cara mengucapkan goodbye things kepada benda-benda kita yang memang sangat sulit untuk dilakukan apalagi kalau mindset kita belum dirubah.
Minimalisme adalah gaya hidup yang berarti kita mengurangi jumlah barang yang kita miliki sampai pada tingkat paling minimum. Hidup sebagai minimalis, dengan hanya barang yang paling pokok yang kita perlukan, tidak hanya memberi manfaat sebatas permukaan ruangan yang rapi atau kemudahan membersihkan rumah, tapi juga menciptakan perubahan yang mendasar. Bagi fumio, cara hidup minimalis memberikan kesempatan untuk merenungi arti bahagia. Tidak ada aturan yang pasti mengenai jumlah kepemilikan barang seorang minimalis. Intinya minimalis adalah orang yang bisa membedakan kebutuhan dan keinginan (keinginan karena ingin menampilkan citra tertentu) serta tidak takut mengurangi benda-benda yang termasuk keinginan.
Fumio Sasaki ini seorang laki-laki yang bekerja sebagai editor dan penulis. Ia berumur 35 tahun dan sekarang tinggal di apartemen kecil dengan 3 kemeja 4 celana panjang dan sedikit benda lainnya. Ya kelihatan agak ekstrim ya minimalisnya. Tapi hal itulah yang banyak membuat hidupnya berubah. Dulunya fumio ini suka mengkoleksi buku, CD, dan benda benda lainnya. Kalau ditotal ia sudah mengeluarkan uang untuk buku-bukunya sebanyak 130 juta rupiah, yang akhirnya ia jual sekitar 2,5 juta rupiah. Tidak hanya orang-orang jepang yang ia ceritakan, Dalam beberapa bagian buku fumio juga menceritakan mengenai steve jobs yang ia anggap sebagai seorang minimalis. Pendiri apple yang selalu memakai pakaian kaos hitam yang menutupi leher ini menyukseskan perusahaan apple dengan meminimalkan sistem dalam program-program yang steve jobs buat hingga memudahkan pengguna apple itu sendiri.
buku ini cocok untuk kalian yang ingin mencari hidup lebih berkualitas. kalo buku marie kondo yang the life changing magic of tidying up lebih ke metode cara atau seni merapikan barang, melipat baju dan urutan dalam merapikan barang. nah di buku ini lebih mengupas cara merelakan barang. Di bagian akhir buku ada 55 kiat berpisah dari barang. Seperti kurangi barang-barang yang kembar, buang barang yang sudah setahun menganggur, buang barang yang dibeli hanya untuk pamer, dokumentasikan barang yang sulit dibuang, merapikan tidak sama dengan meminimalkan, berhenti berpikiran “nanti akan dibutuhkan”, jika barang ini hilang atau rusak apakah akan dibeli lagi?, membuang barang bisa dianggap mubazir namun mubazir yang sesungguhnya adalah kerugian psikologis yang terakumulasi akibat mempertahankan barang yang tidak kita gunakan atau perlukan.
Menurut saya buku ini adalah buku yang harus dibaca berulang-ulang hingga tertanam di dalam mindset dan bisa kita praktekan dalam kehidupan secara otomatis. Menjadi minimalis akan lebih menenangkan dan mensyukuri hidup. Memiliki beberapa potong pakaian bukanlah hal yang memalukan. Selama ini pemikiran yang berkembang dimasyarakat “malu ah masa bajunya itu-itu lagi nanti dikira gak punya baju” dengan buku ini pemikiran seperti itu bisa berganti. kita bisa mencintai apa adanya diri kita dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. kita hanya perlu barang yang kita butuhkan bukan yang diingikan. Bagaimana membedakan itu keinginan atau kebutuhan karena merasa semua yang di inginkan adalah kebutuhan jawabannya ada di buku ini.
Catatan yang saya sukai dari buku ini :
1. Kebahagian bukanlah memiliki apa yang kita inginkan. Melainkan menginginkan apa yang kita miliki
-Rabbi Hyman Schachtel
2. Tidak ada barang-barang yang biasanya menyita perhatian. Itulah kenapa pengalaman menginap saat melakukan perjalanan sering terasa sangat menyenangkan
3. Kita ingin punya lebih banyak barang, sehingga menghabiskan lebih banyak waktu dan energy untuk mengelola dan mempertahankan benda yang sudah kita punya
4. Hal-hal yang tidak saya miliki menjadi penghalang antara saya dan kebahagiaan. Seperti itulah cara pikir saya dulu
5. Saya rasa sudah saatnya kita mulai merampingkan dan merapikan benak kita agar bisa memunculkan kembali hal-hal penting yang barangkali sudah terkubur di bawah semua hal lainnya
6. Kita belum punya “pengalaman membuang” kita tidak terbiasa membuang barang
7. Kendalanya tidak terletak pada membuang, melainkan saat mengambil keputusan
8. Saat seseorang mengucapkan kata mustahil artinya orang itu sudah memutuskan bahwa ia tidak mau melakukan sesuatu
9. Mari bebaskan waktu dan energy kita dari merawat barang-barang yang tak pernah dipakai
10. “benda” tidak akan ikut membayar biaya rumah tangga dan jelas tidak bisa ikut turun tangan di dapur.
11. Merapikan tidak sama dengan meminimalkan
12. Area tanpa barang memberi kita rasa merdeka dan menjaga pikiran kita terbuka pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup
13. Tetap kita simpan karena kita pikir “kelak” akan dibutuhkan
14. Tapi, kita sekarang seharusnya tahu bahwa “kelak” itu tidak akan tiba.
Boleh saya saran? Biarkan “kelak” itu pergi
15. Kenangan memang indah, tapi kita tidak akan punya ruang untuk bertumbuh jika rasa melekat pada masa lalu terlalu kuat
16. Barang yang benar-benar memuaskan pemiliknya adalah barang yang membuat kita rela menggantinya jika rusak atau hilang
17. Kenangan yang bisa diingat tanpa bantuan suatu benda adalah kenangan yang benar-benar penting
18. Karakteristik kita dibangun oleh pengalaman bukan benda
19. Waktumu terbatas, jangan menyia-yiakannya dengan menjalani hidup menjadi orang lain
-steve jobs-
20. Setelah kehilangan segalanya, barulah kita bebas melakukan apa saja
21. Saat sadar bahwa kau tidak kekurangan suatu apapun, seisi dunia menjadi milikmu
22. Lebih baik menyesal karena telah melakukan seseuatu ketimbang menyesal karena tidak melakukan apa-apa
23. Mengurangi barang sampai jumlah penting minimal, kita bisa menemukan hal yang benar-benar penting bagi kita.
24. Buku : mitsuro sato – percakapan dengan tuhan
25. Buku : dale Carnegie – petunjuk hidup tentram dan bahagia
26. Buku : Daisuke Yosumi – 50benda yang harus kau buang di umur 20 tahun agar tetap damai
27. Kirawareru yuki (berani tidak disukai)
Hi, salam kenal dari sesama pembaca buku ini.
BalasHapusMenurut saya ini buku yang sangat menarik. Saya penasaran bagaimana cara orang mereview buku ini karena bagi saya ini buku yang tiap halamannya ada inspirasinya sehingga cukup sulit bagi saya memilih mana saja yang paling inspiratif :)